Hujan malam.
Dilindungilah para pencari nafkah yang tengah sibuk di luar sana.
Diberkatilah yang sudah dan akan tidur melampiaskan lelah sedari pagi.
Thursday, November 27, 2014
Monday, November 24, 2014
Tak, Tik Tuk Perempuan Sendu
Perempuan itu sibuk dengan bunyi tak tik tuk, menekan kalkulator waktu di sebelah kanan.
Antara sibuk menghitung atau mengumpulkan ingatan tentang berhitung.
365×1 ditambah 365-31-30-14
Tak tik tuk...
Tidak penting kuhitung waktu, cukup kuhitung rindu saja, mungkin formulanya jauh lebih mudah.
Perempuan itu memegang kuas, melukis wajah di atas kanvas yang lamat-lamat masih diingat di cerebrumnya.
Supaya tidak lupa.
Wajah pria pengabul mimpi.
28 tahun dirasa mumpuni untuk tidak lupa pada pria pengabul mimpi yang hanya dengan 1 ucapan Abrakadabra bisa mewujudkan pintanya, dari yang mustahal sampai mustahil.
Perempuan itu tertegun.
Berbisik kepada Dia, sang pemilik kalkulator dengan digit tak terhingga, sang pelukis langit berwarna.
Tuhan, aku yakin hitunganmu tidak pernah keliru, bantu aku berhitung jumlah rindu yang tidak pernah kuucap saat dia ada dan sampaikan nominalnya pada pria pengabul mimpi yang ada di sisi Mu sekarang.
Tuhan, pinjamkan aku catmu sebentar, kulukis dia penuh warna, kupajang di hati perempuan sendu.
Bukan...
Perempuan sendu itu bukan aku. Tapi Ibuku.
Antara sibuk menghitung atau mengumpulkan ingatan tentang berhitung.
365×1 ditambah 365-31-30-14
Tak tik tuk...
Tidak penting kuhitung waktu, cukup kuhitung rindu saja, mungkin formulanya jauh lebih mudah.
Perempuan itu memegang kuas, melukis wajah di atas kanvas yang lamat-lamat masih diingat di cerebrumnya.
Supaya tidak lupa.
Wajah pria pengabul mimpi.
28 tahun dirasa mumpuni untuk tidak lupa pada pria pengabul mimpi yang hanya dengan 1 ucapan Abrakadabra bisa mewujudkan pintanya, dari yang mustahal sampai mustahil.
Perempuan itu tertegun.
Berbisik kepada Dia, sang pemilik kalkulator dengan digit tak terhingga, sang pelukis langit berwarna.
Tuhan, aku yakin hitunganmu tidak pernah keliru, bantu aku berhitung jumlah rindu yang tidak pernah kuucap saat dia ada dan sampaikan nominalnya pada pria pengabul mimpi yang ada di sisi Mu sekarang.
Tuhan, pinjamkan aku catmu sebentar, kulukis dia penuh warna, kupajang di hati perempuan sendu.
Bukan...
Perempuan sendu itu bukan aku. Tapi Ibuku.
Subscribe to:
Posts (Atom)