Tuesday, May 29, 2012

Please, Do not judge, Do not assume...

Terasa lucu ketika orang lain menilai orang dari tempat dimana mereka tinggal, dengan siapa mereka berteman dan bagaimana teman-temannya berpenampilan, atau dari foto yang mereka liat.

Tinggal di tempat yang konotasinya bebas, hura - hura belum tentu orangnya juga doyan 
hura - hura.

Berteman dengan teman yang berpenampilan urakan bahkan gembel sekalipun, bisa jadi cara berpikir mereka jauh lebih cerdas dari orang - orang yang berpenampilan perlente klise.

Foto?
Foto sama dengan kata-kata.
Foto bisa membahasakan segalanya,
atau bahkan hanya bisa sekedar jadi foto...

Intinya,
Do not judge!
Do not assume!
Karena itu bisa membiaskan pikiranmu sendiri
Karena itu bisa mengaburkan pandanganmu sendiri

In the end,
Kamu akan teracuni oleh toksin dari asumsimu sendiri....

Sunday, May 27, 2012

Teman dan Siklusnya

Seorang teman (entah teman yang masuk dalam siklus ini atau tidak) menyatakan : 
Tiba-tiba teringat kata-kata seorang teman (entah teman yang masuk siklus pertemanannya juga atau tidak): "tidak ada teman yang abadi. Yang ada hanya kepentingan."

Setelah dipikir - pikir mungkin ada benarnya juga. 

When I'm Gone.....



Alter Bridge - Watch Over You

Hati Kocar Kacir, Seperti Pasar

Bangun pagi dengan hati kocar kacir seperti pasar itu apakah menjadi pertanda kalau kau butuh pijakan lain dan sandaran lain ketika kau ingin bersikeras mijak di atas kakimu sendiri?

Saturday, May 26, 2012

Diam - Diam

Mencinta diam - diam
Bercinta dalam diam

Membaui diam - diam
Menghembus dalam diam

Merindu diam - diam
Mengharap dalam diam

Merenung diam - diam
Menolak sesal dalam diam

Meregang diam - diam
Berdoa tak kena karma dalam diam

Berpikir keras tak kenal diam
Diam - diam saja
Hanya aku, engkau dan diamku yang tahu

Hei!

Hei, 
Aku di sini masih bisa mendengar senandungmu dengan samar
Apakah kau bernyanyi tentang kita atau hanya ingin mencipta lagu untukmu sendiri

Hei,
Aku di sini masih bisa membaui tubuhmu dengan samar
Apakah kau juga merindu aroma tubuhku yang melekat ketika kita mendekat
Apakah aroma itu masih ada atau telah tersamar oleh aroma kota?

Hei,
Aku di sini meradang, meradang karena rindu
Apakah imunitas tubuhmu cukup mampu menahan radangan rindumu padaku?

I Miss You...

***

Meradang



Kenapa menatap seolah jadi mendelik
PikirKu Atau pikir mereka yang terselaput?

Kenapa tertawa menjadi kesan menertawakan
Dan kenapa berjalan memberi bayang menantang
Mataku atau mata mereka yang meradang?

Kenapa berbicara terdengar seperti menghasut
Kenapa juga menggumam tersamar seperti mengumpat
Telingaku atau telinga mereka yang bergaung?

Mata, Lidah, Telinga punyaku atau punya mereka disketsakan sama
tapi apa tergambar seolah semua yang didengar, dilihat dan diucap jadi ambigu?
atau mata, lidah dan telinga mereka telah bernanah karena nyala jiwanya sudah mulai redup
aku tak bilang mereka yang berdosa karena dosaku pun tak malu untuk kubeber
aku juga tak bilang mereka menyakitkan tapi toh aku juga bisa memberi sakit

Mungkin aku perlu menjadi penyembuh atau aku hanya perlu menyembuhkan diri sendiri tanpa peduli, mereka sakit, atau mata,lidah dan telinga mereka meradang?


***
Dec 13 2008

Angin Malam dan Angin Pagi


Malam tadi aku berkata:
Selamat malam, izinkan aku memeluk angin untuk bertemu mimpi setelah mencatat di carikan kertas yang dibawa kabur badai

Pagi ini aku berkata:
Terima Kasih untuk pelukanmu yang terbawa bersama angin hingga ke sini.
Aku tak perlu panik mencari carikan kertas itu karena kau telah menuliskannya di telapak tanganku
dan di atas tubuhku melalui debu yang terbawa badai malam tadi


***

Friday, May 25, 2012

Belajar Mijak




Hai !!
Sudah Punya kaki kah kau??

Kaki...aku selalu tertumpu padanya

Huuu, dasar kau tak pernah mengerti arti ungkapan!
Maksudku sudah bisa berdiri sendirikah kau??

Ah, itu pula maksudmu!
Apa kau tidak sadar pijakanku kuat sebegini ini??

oia, maaf baru bisa aku sadari kau tak lagi dengan sangat mudah terseret
dan aku lupa membelalakan mataku untuk melihatnya

kau....tak pernah kau mau benar-benar sadar pada perubahanku ya??

maaf kawan, kupikir kau cuma seperti biasanya!

seperti biasa bagaimana maksudmu?

Berubah untuk malamnya, esok pagi bangun tidurmu kau sama lagi
Kau tahu sendiri, lelah aku berkomat-kamit padamu yang bebal seperti itu

(Malu-malu)
Hehehehe,,,maaf kawan, aku cukup sadar kalau kau lelah berargumen denganku tentang "itu"
tapi percaya, kali ini aku bukan cuma berubah seperti makan sambal
pedas2 di awal, tapi setelah minum kulupakan rasa pedas itu

Ah, bagaimana bisa?

Karena aku tahu rahasia yang kau suruh aku mencarinya
Rahasia bagaimana cara agar aku mampu menyetir roda hidup sendiri
Rahasia supaya aku tahu rasanya indah...

Benarkah?apa mungkin itu benar?
Rahasia apa itu?

Yakin kau ingin tahu?

Hah, katakanlah

Rahasia itu....

Hah!

Rahasia itu adalah dengan sadar dan mengerti

Apa lagi maksudmu itu?

Rahasia itu adalah dengan sadar dan mengerti bahwa Tuhan masih sayang aku
Bhawa Tuhan masih menyisakan sebuah kesempatan untukku berbahagia
Berbahagia dengan kaki sendiri, otak sendiri, mata dan mulut sendiri

1-2 Tahun berisi Kemarahan


 

Kalau saja kalimat-kalimat ini tidak pernah tertulis
mungkin yang kuinginkan hanya berbicara pada diriku sendiri

Berbincang dengan udara yang keluar masuk lewat jendela kamar, dengan kebisuan dinding yang beku, dengan debu yang bertumpuk di sela buku-bukuku
Tentang kehadiran hatinya.

Hatinya yang tak pernah mampu kuterka, yang tak sanggup tersapu
Hatinya yang ingin kutempelkan dalam kliping sejarahku

Sepotong ragaku merindu, menanti agar dia datang menunduk dengan aliran tangis dari matanya. meratapi lagi semua puisi yang dia pernah dia tuliskan di atas tubuhku.
Datang dan diam mengikuti tujuan kami yang beribu waktu, setiap inci kami tulis.

Tapi sepotong lagi mengharap kelu yang terdiam mampu menguap, mengalir menginginkan tuk mendamparkan semua bukti, catatan, kenangan bahwa kami pernah saling mengenal.

Betapa potongan raga ini berdoa agar setiap tetesan air mata terhitung tidak jadi sia-sia.

Andai saja setiap detik momen yang ada seperti selembar foto yang mampu mengabadikan simpul sejarah tentang kami, aku hanya ingin tetap berada di waktu ini, tak bergulir tanpa peduli bahwa hidup harus terus berjalan.


Aku takut kan tersesat.

Kompasku menunjukkan arah yang salah, jauh dari kejujuran. Aku juga telah tertipu oleh matahari yang malah membawaku pada tebing dalam dengan ketakutan akan kebohongan yang mengalir deras di bawahnya.

Mungkin kami telah mencapai titik akhir perpisahan yang bisu, tapi tak pernah berani aku mimpikan sekalipun mataku tertutup.

Mungkin kaki kami berlawanan arah satu terdiam, satu lagi memutuskan untuk beranjak pergi.

Waktu yang kami jalani semakin larut, semangat, hasrat telah menyurut hanya karena terpaku dalam pertanyaan tentang sebuah pasti.

Terkadang aku tersadar, bertanya dan kemudian menarik sumbat waktu yang kaku agar semua tertarik kembali.

***
April 15, 2009

Asing, Terasing dan Mengasingkan

Ketika saling bertemu, kita Asing.
Asing, sendiri dan merasa Terasing

Ketika saling mengenal, kita Mengasingkan orang lain
seolah hanya kita saja yang saling mengenal dan orang lain itu Asing.

Ketika lama mengenal, karena terlalu kenal
kita mulai Mengasingkan diri, jauh...

Ketika sudah lelah tertegur sapa, aku merasa Terasing
dan begitupun dirimu menganggap aku sangat Asing
tak kenal lagi, seolah kita butuh suatu waktu untuk bertemu lagi untuk saling mengenal supaya tak Asing lagi satu sama lain

atau...

Mungkin kita harus membiarkan diri kita sendiri masing masing tetap saling merasa Asing
Daripada
Daripada
Kita tetap saling mengenal, namun saling merasa Terasing

Hey You, Yes You!

Hey kau kenangan....
Aku tak berharap kau tersapu, 
tetapi semakin terbersit semakin pula tinggi harapanku.
Hey kau kenangan....
Mungkin kau terlintas lalu seperti angin di tiap perjalanan pulangku
Tapi tinggi pula harapanku 
agar kau bisa seperti udara yang membuat aku tetap hidup
Hey kau kenangan...
Kau bagian dari sejarah, tetapi aku ingin sejarah itu tak lapuk termakan waktu
Dan kau kenangan...
Harus aku apakan dirimu?
Dan akan kau apakan aku?

Kipas Angin Berumur tapi Tak Tua



Dan ternyata
Kipas angin cukup berumur tapi tak tua itu akhirnya tak sanggup lagi berputar
Ia punya daya dan telah diberi daya, tetap tak mau berputar

Diberi ganti daya yang baru, ia tetap teronggok diam tak berdaya

Pernah sekali dia berputar, namun terhenti di tengah jalan
dan sempat meringkih
meringkih lalu bisu

Dan ternyata
kipas angin cukup berumur tapi tak tua itu
tanpa sadar mencapai angka 4, meski kekuatan putarannya hanya sampai 3.
Kekurangan daya?
Atau Kelebihan beban?

Mungkin saja Ia sudah lelah, lelah memberi sejuk.
sejuk di ruang napas yang pengap
jadi dia memilih untuk diam

Mungkin sementara dia hanya ingin diam dulu
Butuh hening, daripada dia dipaksa lalu meringkih

tapi

semoga dengan diam, dia akan kembali mampu berputar
dan tidak berakhir mati dan menjadi rongsok
ganti yang baru?
hmm, Ia terlalu berjasa untuk digantikan begitu saja

***