Saturday, August 25, 2012

Berwarna-warni serupa pelangi

Ketika semua makanan bertransformasi menjadi Pelangi, sudahkah hidupmu berwarna-warni serupa Pelangi?

Friday, August 24, 2012

.....

Ketika kamu berani, berani memajukan langkah kaki mu tetaplah berani dan tegakkan kepalamu jangan ragu apalagi tergetar

Thursday, August 23, 2012

Empat-Tiga


Kamu, menarik semua yang mengerubungiku. 
Kamu, membisiki semua yang sempat dan sedang senang-senangnya bercengkrama denganku. 
Entah apa dan entah kenapa. 
Tak tersampaikankah asa mu? 
Atau tertolak sebelum sempat tersampaikan. 
Apapun itu, 
Lama-lama kamu berujung cuma jadi gurauan untuk tertawa sinis. 
Kasihan...

Wednesday, August 22, 2012

Senyum


Satu, Dua, Tiga, Empat, Satu



Cinta itu katanya hanya punya ruang untuk DUA,
bukan TIGA, bukan EMPAT terlebih SATU.

Cinta itu punya ruang untuk DUA ketika dirimu menjadi 

posesif pasif akan kepemilikan satu hati, dan 

menggenggamnya bersamaan dengan hatimu untuk menjadi 

DUA.

Cinta itu punya ruang untuk TIGA ketika DUA sudah mulai

terasa longgar dan ada satu celah untuk memasukkan TIGA.
Sadar tak sadar itu sudah tak menjadi DUA tapi TIGA.

Cinta itu punya ruang untuk EMPAT? Itu artinya kau terlalu

RAKUS.

Cinta itu punya ruang untuk SATU? Ketika DUA terasa

kosong meski itu DUA, ketika DUA hanya menjadikanmu

pesakitan, ketika DUA terasa percuma karena DUA hanya

membuatmu menjadi SATU,
SENDIRI....

Inspired by Qoote from Alvi Syafrin's book: DILEMA

Me, Falling In Love With Payung Teduh's SONGS


Tuesday, August 21, 2012

Empat-Dua

Apa kamu tidak lelah, berlari-lari di hatiku, di pikiranku. 
Aku muak, tapi tak bisa muntah karenanya!

Empat-Satu

Kemarin harusnya tetap jadi kemarin.

Bukan hari ini, bukan pula besok.

Kamu mau kamu tetap jadi Kemarinku,

Tak perlu dibawa-bawa jadi hari ini apa lagi 

ikut dirasakan dalam esokku. 


Cukup berhenti jadi kemarin!

Empat-Nol


Mungkin sedang tenggelam dalam badai selular 
Mungkin sudah terseret dan arus dunia cyber yang cukup deras 
Sehingga lupa..

Tiga-Sembilan


Selamat malam warna warni. 
Sudah cukup warna warnimu memutar pandanganku, memabukkan. 
Selamat malam warna-warni. 
Aku tidur, tidur dengan membawa residu kesumba warna biru darimu. 
Biru, muram...

Tiga-Delapan



Tak panjang tak juga berlembar. 

Aku hanya merindukan dia, 

Perempuan yang kupanggil IBU.

Tuesday, August 14, 2012

Tiga-Tujuh



Aku menulis tentang rindu belum tentu itu rindu untuk KAMU
Aku menulis tentang tangis dan kesepianku bukan karena tak ada KAMU
Aku menulis tentang kekaguman dan sanjungan bukan untuk menyanjung KAMU

Aku memaki dalam tulisanku bukan karena kebencianku kepada KAMU
Aku bercerita tentang angin, pantai dan matahari bukan semata karena kebersamaan dengan KAMU
Aku menyebut bulan dan matahari sebagai perumpaan bukan mengumpamakan KAMU

Aku punya keegoisan tentang rindu, tentang sedih untuk menjadi kepunyaanku sendiri bukan punya KAMU
Aku bersenandung dalam duniaku sendiri bukan lagu tentang KAMU
Aku menyangkal semua tentang KAMU karena aku tak mau KAMU
nama KAMU
aroma KAMU
bayangan KAMU
racun KAMU
menggerogoti pikirKU


In The End,
Jangan pikir tulisan ini tentang KAMU loh yaa.... ;)

Bercinta dalam Kesenangan


Cinta seharusnya disertai dgn kesenangan. Faktanya hubungan apapapun. Contoh, seorang pekerja dgn pekerjaannya, jika tdk mengandung unsur kesenangan akan menjadi beban atau hubungan yg membosankan. Jika dua org yg jatuh cinta saling mengikat janji, artinya masing-masing mendapatkan kesenangan yg diharapkan. Bagi kehidupan, cinta menambah rasa aman, saling melindungi satu sama lain supaya hidup jadi lebih indah dan manis. 

Tapi cinta bukan hubungan yg dipaksakan atau ikatan yg memberi memberi jaminan "aku mencintaimu" bisa bermakna banyak antara lain : " aku akan terus mencintaimu selama perasaan dan kondisi yg ada saat ini mengikat kata " 

Berdasarkan pengalaman yg ada manusia tahu bahwa ketika hidup merasakan cinta dan kesenangan, ia sebenarnya menyerahkan diri pada tanggungjawab dan kepedihan jika terjadi perpisahan. Karena itu, kita melihat orang semacam itu bimbang pada saat mengikat hubungan pribadi yg disangsikan akan berlangsung lama.. 

Note by: Dhian Khaerani 
-Jadi maunya bercinta atau bersenang-senang?-

Tiga-Enam


Ibu mengajar: 
Banyak-banyaklah memberi. 
Ketika kau menerima pikirkanlah bahwa apa yang kau terima akan menjadi balas untukmu. 
Atau ketika kau menerima, harapan si pemberi tertopang di bahu rapuhmu 
Ibu mengajar: 
Ketika kau banyak-banyak memberi, pandai-pandailah kamu menganalisa. Jangan terlalu banyak, jangan terlalu sedikit. 
Tapi lebih baik lagi jangan terlalu banyak. 
Pikirkan takaran yang tepat antara banyak-banyak dan terlalu banyak itu. 
Karena terlalu banyak membuatmu jadi penaruh harapan di pundak orang lain yang bisa jadi tak serapuh pundakmu. 
Aku berujar: apa lebih baik tak memberi dan tak juga menerima? Aku belum pandai untuk menakar mana banyak-banyak, dan mana terlalu banyak

Tiga-Lima


Mengirim 
Membalas 
Menulis 
Membaca 
Menertawakan 
Ditertawakan 
Mencinta 
Dicinta 
Bercinta 
Bercinta 
Menulis 
Menulis 
Mengirim 
Mengirim 
Menghilang 
Menunggu 
Terdiam 
Terjatuh 
Sakit 

Pulang


Ketika kau menyentuh gagang pintu, yang kau inginkan hanya membukanya untuk masuk tanpa harus membuka untuk keluar dan pergi lagi. 
Ketika kau menginjakkan kakimu di ubin pertama, yang kau inginkan hanya mencuci kakimu membersihkan semua debu yang melekat akibat salahmu. 
Ketika kau melihat sekelebat bayangnya, yang kau inginkan hanya memeluknya tanpa kata, karena dia tahu pelukanmu itu punya arti maaf dan ampun. 
Pulang.... 

Tiga-Empat


Mencintaimu layaknya menebak cuaca, meyakinkan diri akan hujan tapi seketika terik. 
Mencintaimu kiranya seperti menyusun teka-teki. Acak, mencari susunan yang tepat tapi butuh proses, bisa beraturan bisa berbelit. 
Mencintaimu seperti meringkuk di balik selimut, berlindung dari beku tapi peluh tak mau berdamai. 
Mencintaimu layaknya surat dengan beribu bait puisi dan roman picisan tapi tak punya nyali untuk terkirim. 
Mencintaimu, hanya aku yang tahu rasanya, mereka tak perlu tahu.

Tiga-Tiga


Jangan datang ke sini. 
Aku pun tak akan ke situ. 
Jangan cari aku ke sini, 
Aku pun gak akan cari kamu ke situ. 

Tiga-Dua


Hei, aku tahu kamu semu. 
Se-semu angin semilir iringi kendaraku. 
Hey, aku masih tahu kamu semu. 
Se-semu merah langit ketika mendung. 
Hey, tak perlu disebut sendiri kamu semu. 
Bayangmu sudah seperti kapur yang aku hapus dari papan tempat aku menulis kisah. 
Aku, kamu, kita 
Semu...

Tiga-Satu


Tolong bantu tarik bulan ke sini, ke sisiku. 
Biar langit sepi, aku lebih butuh bulan untuk beri cahaya di rongga dan relung pikirku yang gelap, penuh kapas dan benang kerumitan.

Tiga-Nol


Kalau boleh mengeluh dan dizinkan untuk mengeluh. 
Aku lelah, 
Paru-paruku terlalu berisik. 
Dingin menjajah, 
Paru-paruku berkejaran dengan air di dalam sana. 
Capek...

Dua-Sembilan


Jangan sebut soal tanggal.
Jangan cerita soal waktu.
Jangan bilang soal hari.
Diam-diam saja...
Kalau tak mau ruang napas jadi sesak.
Aku sesak,belum tentu kamu sesak.
Aku miris, bisa jadi kamu cuma bisa senyum.
Jadi, diam-diam saja.
Jangan disebut,
Jangan bilang-bilang
Apalagi cerita.

Dua-Delapan


Hilang, menghilang. 
Tahan, menahan. 
Pendam, memendam. 
Lupa, melupakan.

Dua-Tujuh


Ketika Hujan menyentuh tanah, kupanggil kamu Laki-Laki Hujanku.
Ketika Merah menyentuh timur, kusebut kamu Pria Matahari Terbitku.
Ketika Hujan berhenti,
Ketika matahari terik tepat di atas ubun-ubun, kamu tak ada lagi.
Mungkin karena kamu cuma sementara, hanya sebentar.

Dua-Enam


Aku, Kamu, Kita 
Seperti Matahari dan Bulan. 
Akur dalam satu siklus. 
Aku memberi cahaya padamu hingga kamu tak tersesat dalam gelap rotasi. 
Tapi tak akan pernah bertemu, tak akan pernah jadi satu. 

Dua-Lima

Hei engkau Pencinta, Perupa, Pengagum. 
Betapa mudahnya kau, Tinggal lempar, tinggal sebut. 
Tinggal tunggu saja lemparannya berbalik kena kepala sendiri. 
Habis itu, barulah kau tahu rasa. 
Yang kau cinta tak akan menoleh. 
Yang kau rupa tak akan mau membentuk dirinya di imajimu. 
Yang kau kagumi akan membuat dirinya nista di matamu. 
Lalu, apa mau kau kata?

Dua-Empat


Membaca kembali semua percakapan, sanjungan dan celaan.
Membuka kembali kotak dengan isi tentang perjalanan di dalamnya.
Aku memang penyuka berbuih-buih kata.
Terobsesi dengan berupa catatan perjalanan.
Tanpa diingatkan atas realita pun, radar di otakku sudah menyala duluan. Sadar dan Riill.
Tanpa dikoar-koarkan tentang kebusukan pun, aku tahu artinya.
Tercium dan sadar.
Peduli setan!
Mungkin setelah semuanya, yang kita butuhkan suatu saat adalah bertemu di tengah...

Dua-Tiga


Selalu ada alasan untuk tersenyum
Selalu ada alasan untuk bangkit lagi
Selalu ada alasan untuk membereskan kekacauan
Selalu ada alasan ketika ada kemauan.
Ayo! 
Singsingkan lengan baju dan hadapi dunia...

Tujuh dalam Satu


7 itu Ganjil. Begitu pula 1. 
Tapi genap sudah 1 catatan tentang kamu menjadi 7. 
Selamat menjadi bosan. 
Saya mau bermimpi mencari wangsit dulu, siapa tahu 7 yang Ganjil akan Genap menjadi 8 yang benar-benar Genap.

Dua-Dua


Ada bau kamu di tercium bantalku. 
Ada hangat kamu teraba di selimutku. 
Ada potret kamu di kilas layar komputerku. 
Ada samar suara kamu tertinggal di gema antar dinding di kamarku. 
Ada tawa kamu terputar di isi kepalaku. 
Ah! 
Ternyata aku mencandu. 
Mencandu kamu, sampai gila.

Dua-Satu


Sebisa mungkin menjadi baik. Sekeras mungkin untuk baik-baik. Ya, pasti baik-baik. Tak perlu dirisaukan Tak perlu dikhawatirkan. Sudah kubilang, ketika aku sudah belajar untuk menjadi baik-baik saja, itu artinya aku tak akan mencarimu. Tinggal tunggu kamu mengamati kompasmu, berjalan mencari arah. Arah dimana aku berdiri. 

Dua-Nol


Aku kebanyakan menulis. 
Menulis tentang kamu yang maya dan samar di jejaring dunia maya. 
Aku akan berguru. 
Berguru ilmu membaca tentang kamu yang nyata. 
Sampai kamu jengah, sampai aku bosan

Dua


Hey, apakah kamu ingat? Kita sering berlari ke arah timur, mencari matahari tetapi selalu terhalang awan. 
Maukah kamu melupakan matahari sementara? 
Aku ingin menunjukkan bulan padamu. 
Di sini... 
Ada sepotong bulan sedang sembunyi di bawah bantalku. 
Mari kita berkenalan!

Satu

Aku menangis. 
Menangis ditemani sepotong bulan di bawah bantalku yang diam-diam ikut terisak...

Saturday, August 4, 2012

#2


Aku tak akan mencarimu.
Tanpa memetakan dimana aku berdiri, aku tahu kamu akan menemukanku suatu saat nanti.
Dan aku yakin, kamu akan menemukanku.
Dan aku percaya, angin akan mengarahkanmu ke tempatku.
Di sudut,
di tempat dimana kita bercanda tentang matahari, angin dan laut....

#1



Hey, Angin pasti tahu. 
Sangat tahu dan hafal kemana dia harus membawa rindu. 
Kepada kamu....