Aku menyebutmu rumah, ketika aku butuh sedikit riuh kamu bisa
muncul dan memberiku sekeranjang riuh beserta tawa dan kawan-kawannya.
Aku menyebutmu rumah, karena ketika aku terduduk dan tergugu kamu
tak menghentikannya. Hanya ikut terduduk di sampingku kemudian tersenyum
setelah usai.
Aku menyebutmu rumah, ketika semua berkicau di sekelilingku kamu mendengar.
Aku menyebutmu rumah, karena ketika rinduku mulai mengkristal kamu
hanya berucap sederhana, kata yang membuat kita tanpa sadar tersenyum
bersamaan.
Aku menyebutmu rumah, seperih hati menjauh dari teduhmu aku masih bisa merindu.
Aku menyebutmu rumah, karena tak peduli di bumi belahan mana kakiku
memaksa untuk berpijak aku selalu tahu aku akan kembali pulang.
Ke rumah, Ke hatimu
No comments:
Post a Comment